MAKALAH
MATEMATIKA
DISKRIT
“PROPOSISI, OPERATOR, DAN TABEL
KEBENARAN KALIMAT
MAJEMUK, IMPLIKASI , TAUTOLOGI, KONTRADIKSI, KONTINGENSI, DAN EKUIVALEN”
Oleh :
NAMA : RATIH
NIM
: 1801301068
JURUSAN TEKNIK
INFORMATIKA
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berisi tentang “Proporsisi, Operator, Tabel Kebenaran,
Kalimat Majemuk, Implikasi , Tautologi, Kontradiksi, Kontingensi, dan Ekivalen”
sebagai tugas kuliah Matematika Diskrit.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
dosen pengampu mata kuliah ini. Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan
mekalah masih terdapat banyak kekuranga dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan
makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas
selanjutnya.
Penulis memohon maaf apabila dalam
penulisan makalah ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga
membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.
Pelaihari, 14 September 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
AFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumus Masalah
1.3 Tujuan dan
Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PROPOSISI
2.1.1 Pengertian proposisi
2.1.2 Jenis-jenis Proposisi
2.1.3 Bentuk-bentuk Proposisi
2.1.4 Contoh
Proposisi
2.2 OPERATOR
2.2.1 Pengertian Operator
2.2.2 Macam-macam Operator
2.2.3 Operator relasi
2.2.4 Operator logika
2.3 TABEL KEBENARAN
2.3.1 Operasi Negasi
2.3.2 Operasi Konjungsi
2.3.3 Operasi Disjungsi
2.3.4 Operasi Implikasi
2.3.5 Operasi Bi-implikasi
2.4 KALIMAT MAJEMUK
2.4.1 Pengertian
Kalimat Majemuk
2.4.2 Ciri-ciri
Kalimat Majemuk
2.4.3 Jenis Kalimat
Majemuk dan Contohnya
2.5 IMPLIKASI
2.6 TAUTOLOGI
2.6.1 Pengetian
Tautologi
2.7 KONTRADIKSI
2.7.1 Pengertian Kontradiksi
2.8 KONTINGENSI
2.8.1 Pengetian
Kontingensi
2.9 EKUIVALEN
2.9.1 Pernyataan Majemuk Ekuivalen
2.9.2 Bentuk Logika Yang Ekuivalen
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Operator aritmatika
Tabel 1. 2 Sisa dari hasil pembagian
Tabel 1. 3 Tabel Kebenaran Operasi
Negasi
Tabel 1. 4 Tabel Kebenaran Operasi
Konjungsi
Tabel 1. 5 Tabel Kebenaran Operasi Disjungsi
Tabel 1. 6 Tabel Kebenaran Operasi Implikasi
Tabel 1. 7 Tabel Kebenaran Operasi Bi-implikasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika sebagai media untuk melatih berpikir kritis, inovatif, kreatif,
mandiri dan mampu menyelesaikan masalah sedangkan bahasa sebagai media
menyampaikan ide-ide dan gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia. Jelas sekali bahwa Matematika sangat berperan dalam
kehidupan sehari-hari, kita tidak dapat menghindar dari Matematika, sekalipun
kita mengambil jurusan ilmu sosial tetap saja ada pelajaran Matematika di
dalamnya karena mau tidak mau matematika digunakan dalam aktivitas
sehari-hari.Salah satunya penerapan himpunan dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumus Masalah
1.
Apa
pengertian proposisi dan pengertian operator?
2.
Apa
jenis-jenis proposisi?
3.
Bagaimana
bentuk-bentuk proposisi?
4.
Apa
saja macam-macam proposisi?
5.
Apa
saja macam-macam tabel kebenaran?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah mempelajari proposisi, operator
dan tabel kebenaran. Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah Mengetahui mengenai
proposisi, operator, dan tabel kebenaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PROPOSISI
2.1.1 Pengertian proposisi
Proposisi
merupakan satu tutur atau pernyataan yang melukiskan beberapa keadaan yang
belum tentu benar atau salah dalam bentuk sebuah kalimat berita. Proposisi
dalam istilah yang dipergunakan dalam analisis logika. Keadaan dan
peristiwa-peristiwa itu pada umumnya melibatkan pribadi atau orang yang dirujuk
oleh ujaran dalam kalimat.
Kebenaran
sebuah proposisi berkorespondensi dengan fakta, sebuah proposisi yang salah
tidak berkorespondensi dengan fakta. Proposisi terdiri atas empat unsur, dua di
antaranya merupakan materi pokok proposisi, sedangkan dua yang lain sebagai hal
yang menyertainya. Empat unsur yang dimaksudkan ialah term sebagai subjek, term
sebagai predikat, kopula dan kuantor.
2.1.2 Jenis-jenis Proposisi
Secara sederhana dapat dibedakan atas empat macam
yaitu sebagai berikut:
a.
Proposisi
Universal Afirmatif
Proposisi
universal afirmatif ialah pernyataan bersifat umum yang membenarkan adanya
hubungan subjek dengan perdikat, dirumuskan “semua S ialah P”.
b.
Proposisi
Universal Negatif
Proposisi
universal negatif ialah pernyataan yang bersifat umum yang mengingkari adanya
hubungan subjek dengan perdikat, dirumuskan “semua S bukan P”.
c.
Proposisi
Partikular Afirmatif
Proposisi
partikular afirmatif ialah pernyataan bersifat khsusu yang membenarkan adanya
hubungan subjek dengan perdikat, dirumuskan “sebagian S adalah P”.
d.
Proposisi
Partikular Negatif
Proposisi partikular negatif adalah pernyataan bersifat
khsusu yang mengingkari adanya hubungan subjek dengan predikat, dirumuskan
“sebagian S bukan P”.
2.1.3 Bentuk-bentuk Proposisi
Berdasarkan dua jenis proposisi yaitu berdasarkan kualitas
(positif dan negatif ) dan berdasarkan kuantitas (umum dan khusus) ditemukan
empat macam proposisi yaitu:
1.
Proposisi umum -positif disebut proposisi A.
2.
Proposisi umum-negatif disebut proposisi E.
3.
Proposisi khusus-positif disebut proposisi I.
4.
Proposisi umum-negatif disebut proposisi O
5.
Proposisi umum-positif
ialah proposisi yang predikatnya membenarkan keseluruhan subjek.
2.1.4 Contoh Proposisi
1.
Semarang
ialah Ibukota provinsi Jawa Tengah (proposisi yang bernilai benar karena
Semarang ialah Ibukota Jawa Tengah).
2. Sukarno ialah Presiden Pertama
Republik Indonesia.
3. 5 + 7 = 10 (proposisi bernilai
salah).
4. x + 5 = 11 (bukan proposisi, karena
“x” belum ditentukan).
2.2 OPERATOR
2.2.1 Pengertian Operator
Operator adalah pengendali operasi yang akan dilakukan pada
beberapa operan sehingga membentuk sebuah ekspresi. Secara umum, dalam sebuah
ekspresi terdapat sebuah operator yang diapit dua operan. Contohnya pada
ekspresi:
x + y
x dan y adalah operan, sedangkan
‘+’ adalah operatornya.
2.2.2 Macam-macam Operator
Terdapat
tiga macam operator yang biasa digunakan dalam pemrograman, yaitu:
1. Operator Aritmatik
Adalah operator yang digunakan untuk
melakukan operasi penjumlahan, pengurangan pembagian, dan perkalian atau
operator yang digunakan umtuk melakukan perhitungan pada bilangan. Berikut ini
merupakan tabel yang berisi macam-macam operator aritmatika yang dapat
digunakan pada PHP.
Operasi
|
Operator
|
Penambahan
|
+
|
Pengurangan
|
-
|
Perkalian
|
*
|
Pembagian
|
/
|
Sisa pembagian
|
%
|
Increment
|
++
|
decrement
|
-
|
Tabel 1. 1 Operator aritmatika
Contoh
penggunaan operasi operator diatas:
$x = 100;
$y = 10;
Operasi
|
Operator
|
Contoh sintaks
|
hasil
|
Penambahan
|
+
|
$x + $y
|
110
|
Pengurangan
|
-
|
$x - $y
|
90
|
Perkalian
|
*
|
$x * $y
|
1000
|
Pembagian
|
/
|
$x / $y
|
10
|
Sisa pembagian
|
%
|
$x % $y
|
0
|
Increment
|
++
|
$x++
|
101
|
decrement
|
-
|
$x-
|
99
|
Tabel 1. 2 Sisa dari hasil pembagian
Berdasarkan
contoh diatas, yang dimaksud dengan sisa pembagian adalah sisa dari hasil
pembagian bukan hasil dari pembagian. Pada contoh diatas $x % $y = 0. Hasil ini
didapat dari rumus sebagai berikut:
$x – ($y * ($x / $y))
16. Pada
contoh diatas 50/10 = 5. Lalu 50 – (10 * 5) = 0
Contoh:
Misalkan
nilai variabel $y diganti 6 untuk menghasilkan nilai hasil module division,
pertama kita hitung adalah 100/6 = 16,6 tapi kita mengambil nilai bulatnya
saja, sehingga nilainya
2.2.3 Operator relasi
Adalah operator penghubung yang berupa
benar atau salah, sesuai dengan teorinya bahwa operator relasi mengeluarkan
tipe data Boolean sehingga contoh program diatas mengeluarkan output true atau
false.
Contoh:
10>3;// true, kemudian
7<3;// false
2.2.4 Operator logika
Adalah operator yang
digunakan untuk menggabungkan dua kalimat sebagai fungsi. Dan dalam kehidupan
sehari hari dapat diambil contoh konjungsi magnetic misalnya:
A: Hari ini cuaca
mendung
B: Hari ini akan hujan
C: Hari ini cuaca
mendung dan hari ini akan hujan
D: Hari ini cuca
mendung karena itu hari ini akan
hujan
sehingga terbentuk kalimat gabungan. Nilai kebenaran
kalimat gabungan ini ditentukan oleh nilai kebenaran dari kalimat-kalimat
pembentuknya. Operator logika di sini bertindak.
2.3 TABEL KEBENARAN
2.3.1 Operasi Negasi
Operasi negasi
atau ingkaran adalah operasi yang dikenakan hanya pada sebuah pernyataan.
Operasi negasi dilambangkan
Jika p adalah
pernyataan tunggal, maka -p adalah pernyataan majemuk. Negasi dari suatu pernyataan yang bernilai benar adalah
salah dan negasi dari suatu pernyataan yang bernilai salah adalah benar.
Definisi: Suatu pernyataan dan
negasinya mempunyai nilai kebenaran yang berlawanan.
Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:
Tabel 1. 3 Tabel Kebenaran Operasi Negasi
Contoh:
p : Jakarta ibukota negara Republik
Indonesia
-p : Jakarta bukan ibukota negara
Republik Indonesia
2.3.2 Operasi Konjungsi
Suatu
pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan
tunggal dengan memakai kata perangkai dan disebut konjungsi. Operasi konjungsi
dilambangkan dengan
Definisi:
Sebuah konjungsi bernilai benar jika komponen-komponennya bernilai
benar, dan bernilai salah jika salah
satu dari komponennya bernilai salah. Definisi diatas dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:
Tabel 1. 4 Tabel Kebenaran Operasi Konjungsi
2.3.3 Operasi Disjungsi
Suatu
pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan
tunggal dengan memakai kata perangkai atau disebut disjungsi. Operasi disjungsi
dilambangkan dengan
Definisi: Sebuah disjungsi inklusif
bernilai benar jika paling sedikit salah satu
komponennya bernilai benar, sedangkan
disjungsi eksklusif bernilai benar jika paling sedikit komponennya bernilai benar tetapi tidak kedua-duanya.
Definisi diatas
dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:
Tabel
1. 5 Tabel Kebenaran Operasi
Disjungsi
2.3.4 Operasi Implikasi
Suatu
pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan
tunggal dengan memakai kata perangkai Jika …. maka ….. disebut implikasi.
Operasi implikasi dilambangkan dengan
Definisi: Sebuah pernyataan implikasi
hanya salah jika antesedennya benar dan
konsekwennya salah, dalam kemungkinan
lainnya implikasi bernilai benar.
Definisi diatas
dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:
Tabel 1. 6 Tabel Kebenaran Operasi Implikasi
2.3.5 Operasi Bi-implikasi
Suatu
pernyataan majemuk yang dibentuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan
tunggal dengan memakai kata perangkai …… jika dan hanya jika …… disebut
biimplikasi. Operasi biimplikasi dilambangkan dengan
Definisi: Sebuah pernyataan biimplikasi
bernilai benar jika komponen-koponennya mempunyai nilai kebenaran sama, dan jika komponen-koponennya
mempunyai nilai kebenaran tidak sama
maka biimplikasi bernilai salah.
Definisi diatas
dapat ditulis dalam tabel kebenaran sbb:
Tabel 1. 7 Tabel Kebenaran Operasi Bi-implikasi
2.4 KALIMAT MAJEMUK
2.4.1 Pengertian Kalimat Majemuk
Kalimat
Majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang
dihubungkan oleh kata pengubung atau kata sambung. Karena terdiri dari lebih
dari satu kalimat, maka kalimat ini biasanya mempunyai induk kalimat (yang
mengandung inti informasi) dan anak kalimat (berfungsi sebagai penunjang),
tetapi adapula yang kalimat penyusunnya berkedudukan sama atau sederajat sehingga
tidak bisa dikatakan mana yang merupakan induk kalimat dan mana yang merupakan
anak kalimat.
2.4.2 Ciri-ciri Kalimat Majemuk
a) Ada perluasan atau penggabungan dari
kalimat inti.
b) Perluasan atau penggabungan ini
menghasilkan pola kalimat baru.
c) Mempunyai subjek atau predikat yang
lebih dari satu.
2.4.3 Jenis Kalimat Majemuk dan Contohnya :
1. Kalimat
Majemuk Setara
a.
Pengertian Kalimat Majemuk Setara
Kalimat
Majemuk Setara adalah kalimat majemuk yang unsur atau kalimat-kalimat atau
klausa penyusunnya mempunyai hubungan sederajat. Artinya kalimat tunggal
penyusun kalimat majemuk ini kedudukannya setara.
b.
Ciri – Ciri Kalimat Majemuk Setara
1)
Antar
unsur penyusunnya memiliki hubungan koordinatif sehingga masing-masing kalimat
penyusunnya dapat berdiri sendiri meskipun dipisahkan.
2)
Masing-masing
unsur penyusunnya memiliki kedudukan yang sama atau setara.
3)
Kata Sambung (Konjungsi) yang dipakai biasanya
adalah “dan”, “lalu”, “sedangkan”, “sebelum”, “ketika”, “setelah”, dll.
c. Macam – Macam Kalimat Majemuk Setara
1. Kalimat
Majemuk Setara Sejalan
Kalimat
majemuk setara sejalan merupakan kalimat majemuk yang penyusunnya sejalan serta
tidak berlawanan makna satu dengan yang lain.
Contohnya
:
Kalimat
Penyusun 1 : Ayah sedang tidur
Kalimat
Penyusun 2 : Ibu Sedang Memasak
Kalimat Majemuk : Ayah sedang tidur
ketika ibu sedang memasak.
a. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan
Kalimat
Majemuk Setara Berlawanan merupakan kalimat majemuk dimana kalimat-kalimat
penyusunnya menyatakan situasi yang bertolak belakang satu sama lain.
Contohnya
:
Kalimat
Penyusun 1 : Andi anak yang rajin
Kalimat
Penyusun 2 : Adiknya adalah pemalas.
Kalimat Majemuk : Andi anak yang
rajin, sedangkan adiknya adalah pemalas.
b. Kalimat
Majemuk Setara Sebab Akibat
Sesuai
dengan namanya, kalimat majemuk setara sebab akibat adalah jenis kalimat
majemuk yang unsur-unsur atau kalimat penyusunnya menjelaskan tentang sebab dan
akibat suatu hal.
Contohnya :
Kalimat Penyusun 1 : Kota Bogor
diterjang banjir.
Kalimat Penyusun 2 : hujan terus
menerus selama beberapa hari belakangan.
Kalimat Majemuk : Kota Bogor
diterjang banjir akibat hujan yang terus menerus selama beberapa hari
belakangan
2. Kalimat Majemuk
Rapatan
a. Pengertian Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat
majemuk rapatan adalah kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa kalimat
tunggal yang digabungkan menjadi satu. Kalimat-kalimat tunggal tersebut
digabungkan dengan hanya menyebutkan bagian yang tidak sama.
b. Ciri – Ciri Kalimat Majemuk
Rapatan
a) Bisa dipisahkan menjadi dua kalimat
tunggal atau lebih.
b) Penggabungan kalimat dilakukan
dengan hanya menyebutkan bagian kalimat yang tidak sama.
c) Dipisahkan dengan tanda koma (,)
d) Dihubungkan dengan kata sambung
(konjungsi) “dan”, “juga”, “serta”, dll.
c. Contoh Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat penyusun 1 : Ibu membeli
sayur.
Kalimat penyusun 2 : Ibu membeli
telur.
Kalimat penyusun 3 : Ibu membeli
beras.
Kalimat penyusun 4 : Ibu membeli
ikan.
Kalimat Majemuk : Ibu membeli sayur,
telur, beras, dan ikan.
Kalimat Penyusun 1 : Aku mengunjungi
Museum Fatahillah.
Kalimat Penyusun 2 : Aku mengunjungi
Monumen Jakarta.
Kalimat Majemuk : Aku mengunjungi
Museum Fatahillah dan Monumen Jakarta.
3.
Kalimat Majemuk Bertingkat
a. Pengertian Kalimat Majemuk
Bertingkat
Kalimat
Majemuk bertingkat adalah jenis kalimat majemuk yang unsur-unsur atau kalimat
penyusunnya berkedudukan tidak setara/sederajat. Artinya salah satu kalimat
tunggal penyusun kalimat majemuk bertingkat merupakan induk kalimat (yang
mengandung inti informasi) sedangkan kalimat tunggal lainnya berkedudukan
sebagai anak kalimat (berfungsi sebagai penunjang).
b. Ciri – Ciri Kalimat Majemuk
Bertingkat
1. Unsur-unsurnya berkedudukan tidak
sederajat atau tidak sama, artinya ada yang berkedudukan sebagai induk kalimat,
adapula yang berkedudukan sebagai anak kalimat.
2. Salah satu unsur penyusunnya/anak
kalimat tidak dapat berdiri sendiri karena tidak memiliki arti jika dipisahkan
dari kalimat majemuk tersebut.
c. Macam – Macam Jenis Kalimat Majemuk Bertingkat
Berdasarkan
kepada kata sambung yang dipakai, maka kalimat majemuk dapat dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu :
1. Kalimat Majemuk Hubungan Waktu
Kata
Sambung (Konjungsi) yang dipakai : ketika, saat, waktu itu, sebelum, setelah,
dll.
Contohnya :
Andi sedang maka ketika ibu pergi.
Kami akan pergi ke rumah dita
setelah shalat magrib.
2. Kalimat Majemuk Hubungan Syarat
Kata
Sambung (Konjungsi) yang dipakai : jika, seandainya, asalkan, apabila,
andaikan, dll.
Contohnya :
Saya akan pergi ke pengajian asalkan
kamu juga ikut.
Saya akan membantumu jika kamu juga
berusaha.
3. Kalimat Majemuk Hubungan Tujuan
Kata
Sambung (Konjungsi) yang dipakai : agar, supaya, biar, dll.
Contohnya :
Saya rajin belajar supaya bisa
sukses.
Ibu membelikannya mainan agar ia
tidak menangis.
4. Kalimat Majemuk Hubungan Sebab Akibat
Kata
Sambung (Konjungsi) yang dipakai : akibat, karena, sebab, oleh karena,
sehingga, makanya, dll.
Dia sangat kurus karena jarang
makan.
Ia jatuh sakit akibat tidak
diimunisasi.
5. Kalimat Majemuk Hubungan Perbandingan
Kata
Sambung (Konjungsi) yang dipakai : ibarat, seperti, daripada, dengan,
sebagaimana, lebih baik, dll.
Contohnya :
Aku lebih baik belajar daripada
menonton televisi.
Ia sangat mirip dengan ibunya ketika muda.
6. Kalimat Majemuk Hubungan Cara
Kata Sambung (Konjungsi) yang dipakai : dengan
Contohnya :
Ia menghidupi keluarganya dengan bekerja sebagai tutor.
Andi
pergi ke sekolah dengan sepeda itu.
7. Kalimat Mejemuk Bertentangan dengan Kenyataan.
Kata Sambung (Konjungsi) yang dipakai : padahal,
kenyataannya, dll.
Dia sangat gemuk, padahal jarang makan.
8. Kalimat Majemuk Penjelasan
Kata Sambung (Konjungsi) yang dipakai : bahwa
Ibu mengatakan bahwa kemarin ayah
menyuruh kami untuk membereskan kamar.
Nilai yang bagus menunjukkan bahwa siswa itu adalah anak
yang pintar.
9. Kalimat Majemuk Konsensip
Kata
Sambung (Konjungsi) yang dipakai : walaupun, meskipun, biarpun, dll.
Walaupun ia sedang sakit, abdi selalu semangat.
Ia tetap pergi meskipun sedang hujan.
10. Kalimat Majemuk Pengandaian
Kata
Sambung (Konjungsi) yang dipakai : seolah-olah, seakan-akan, dll
Dia diam saja seakan-akan tidak terjadi apa-apa.
Ia bersi kap
seakan-akan orang yang paling benar.
4.
Kalimat Majemuk Campuran
a. Pengertian Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat Majemuk
campuran adalah gabungan dari kalimat majemuk setara atau kalimat majemuk
rapatan dengan kalimat majemuk bertingkat.
b. Ciri – Ciri
Terdiri dari beberapa kalimat tunggal.
Dihubungkan dengan lebih dari satu kata sambung (konjungsi).
c. Contoh Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat Majemuk Setara Penyusun :
Ayah sudah pergi ketika aku sampai di rumah.
Kalimat Majemuk Bertingkat Penyusun
: Ayah sudah pergi padahal aku tidak terlambat.
Kalimat Majemuk Campuran : Ayah
sudah pergi ketika aku sampai di rumah, padahal aku tidak terlambat.
Kalimat Majemuk Rapatan Penyusun :
Ibu membeli sayur, telur, dan nasi.
Kalimat Majemuk Bertingkat Penyusun
: Ibu segera memasak setelah sampai di rumah.
Kalimat Majemuk Campuran : Ibu
membeli sayur, telur, dan nasi kemudian segera memasak setelah sampai di rumah.
2.5 IMPLIKASI
Untuk memahami implikasi, pelajarilah uraian
berikut. Misalnya, Elzan berjanji pada Gusrayani, “Jika Sore nanti tidak hujan,
maka saya akan mengajakmu nonton”. Janji Elzan ini hanyalah berlaku untuk
kondisi sore nanti tidak hujan. Akibatnya, jika sore nanti hujan, tidak ada
keharusan bagi Elzan untuk mengajak Gusrayani nonton.
Misalkan sore ini tidak hujan dan Elzan mengajak
Gusrayani nonton, Gusrayani tidak akan kecewa karena Elzan memenuhi janjinya.
Akan tetapi, jika sore ini hujan dan Elzan tetap mengajak Gusrayani menonton,
Gusrayani tentu merasa senang sekali. Jika sore ini hujan dan Elzan tidak
mengajak Gusrayani menonton, tentunya Gusrayani akan memakluminya. Bagaimana
jika sore ini tidak hujan dan Elzan tidak mengajak Gusrayani menonton? Itu akan
lain lagi ceritanya. Tentu saja Gusrayani akan kecewa dan menganggap Elzan
sebagai pembohong yang tidak menepati janjinya.
Misalkan, p : Sore
tidak hujan.
q : Elzan mengajak
Gusrayani menonton.
Pernyataan “jika sore nanti tidak hujan, maka Elzan akan mengajak
Gusrayani nonton”. Dapat dinyatakan sebagai “jika p maka q” atau dilambangkan
dengan “p
q”.
Suatu pernyataan majemuk dengan bentuk “jika p maka q” disebut implikasi.
Misalkan p dan q adalah
pernyataan. Suatu implikasi (pernyataan bersyarat) adalah suatu pernyataan
majemuk dengan bentuk “jika p maka q”, dilambangkan dengan p
q.
Pernyataan p disebut hipotesis (ada
juga yang menamakan anteseden) dari
implikasi. Adapun pernyataan q disebut konklusi (atau kesimpulan, dan ada juga
yang menamakan konsekuen). Implikasi
bernilai salah hanya jika hipotesis p bernilai benar dan
konklusi q bernilai salah; untuk kasus lainnya adalah benar. Perhatikan tabel
berikut ini.
Tabel
nilai kebenaran operasi implikasi
Terdapat perbedaan antara implikasi dalam
keseharian dan implikasi dalam logika matematika. Dalam keseharian, pernyataan
hipotesis/anteseden p haruslah memiliki hubungan dengan pernyataan
konklusi/konsekuen q. Misalnya, pada contoh implikasi sebelumnya, “Jika sore
nanti tidak hujan maka saya akan mengajakmu nonton”. Terdapat hubungan
sebab-akibat. Dalam logika matematika, pernyataan hipotesis/anteseden p tidak
harus memiliki hubungan dengan konklusi/konsekuen q. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan Contoh dibawah ini.
Contoh:
Tentukanlah nilai
kebenaran dari implikasi berikut !
a. Jika 4 + 7 = 10 maka
besi adalah benda padat.
b. Jika 6 + 9 = 15 maka
besi adalah benda cair.
c. Jika cos 30° = 0,5
maka 25 adalah bilangan ganjil.
Jawab :
a. Jika 4 + 7 =
10 maka besi adalah benda padat.
Alasan salah,
kesimpulan benar. Jadi, implikasi
bernilai benar.
b. Jika 6 +
9 = 15 maka besi adalah benda cair.
Alasan benar,
kesimpulan salah. Jadi implikasi
bernilai salah.
c. Jika
cos 30°= 0,5 maka 25 adalah bilangan ganjil.
Alasan salah, kesimpulan salah.
Jadi, implikasi bernilai benar.
2.6 TAUTOLOGI
2.6.1 Pengetian Tautologi
Tautologi adalah proporsi majemuk
yang selalu bernilai benar untuk semua kemungkinan nilai kebenaran dari
pernyataan-pernyataan komponennya. Sebuah Tautologi yang memuat pernyataan
Implikasi disebut Implikasi Logis. Untuk membuktikan apakah suatu pernyataan
Tautologi, maka ada dua cara yang digunakan. Cara pertama dengan menggunakan
tabel kebenaran, yaitu jika semua pilihan bernilai B (benar) maka disebut
Tautologi, dan cara kedua yaitu dengan melakukan penjabaran atau penurunan
dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum Ekuivalensi Logika.
Contoh :
Perhatikn argumen berikut:
“Jika Toni pergi kuliah, maka Dini juga pergi kuliah. Jika
Siska tidur, maka Dini pergi kuliah. Dengan demkian, jika Toni pergi kuliah
atau Siska tidur, maka Dini pergi kuliah.”
Diubah
ke variabel proposional:
A.
Toni pergi kuliah
B. Dini
pergi kuliah
C.
Siska tidur
Setelah diubah ke bentuk variabel
maka diubah ubah lagi menjadi ekspresi logika yang terdiri
dari premis-premis, sedangkan ekspresi logika 3 adalah kesimpulan.
dari premis-premis, sedangkan ekspresi logika 3 adalah kesimpulan.
1). A B
(premis)
2).
C
B (premis)
3).
(A ˅ C) B (kesimpulan)
Maka
sekarang dapat ditulis: ((A → B) ʌ (C → B)) → ((A V C) → B
A
|
B
|
C
|
A
B
|
C
|
(A
˄(C
|
A˅C
|
(A˅C)
|
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
B
|
Dari tabel kebenaran diatas menunjukkan bahwa pernyataan
majemuk :
((A → B) ʌ (C → B)) → ((A V C) → B adalah semua benar
(Tautologi)
Contoh tautologi dengan menggunakan tabel kebenaran:
1.
(p ʌ ~q) p
Pembahasan:
P
|
Q
|
~q
|
(p
ʌ ~q)
|
(p
ʌ ~q) p
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
S
B
S
B
|
S
B
S
S
|
B
B
B
B
|
Ini adalah tabel kebenaran yang
menunjukkan Tautologi dengan alasan yaitu semua pernyataannya bersifat
benar atau True (T). Maka dengan perkataan lain pernyataan majemuk (p ʌ
~q) p selalu benar.
1.
[(p q) ʌ p] p q
Pembahasan:
P
|
Q
|
(p
q)
|
(p
q) ʌ p
|
[(p
q) ʌ p] p q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
S
B
B
|
B
S
S
S
|
B
B
B
B
|
(1) (2)
(3)
(4)
(5)
Berdasarkan tabel diatas pada kolom 5, nilai kebenaran
pernyataan majemuk itu adalah BBBB. Dengan perkataan lain, pernyataan majemuk
[(p q) ʌ p] p q selalu benar.
Pembuktian dengan cara kedua yaitu dengan penjabaran atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum ekuivalensi logika.
Pembuktian dengan cara kedua yaitu dengan penjabaran atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum ekuivalensi logika.
Contoh:
1.
(p ʌ q) q
Penyelesaian:
(p ʌ
q) q ~(p ʌ q) v q
~p v ~q v
q
~p v T
T
………….(Tautologi)
Dari pembuktian diatas telah nampaklah bahwa pernyataan majemuk dari (p
ʌ q) q adalah tautologi karena hasilnya T (true) atau benar.
Pembuktian dengan menggunakan tabel
kebenaran dari pernyataan majemuk (p ʌ q) q yaitu:
P
|
Q
|
(p
ʌ q)
|
(p
ʌ q) q
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
B
S
S
S
|
B
B
B
B
|
Pada tabel diatas nampaklah bahwa
kalimat majemuk (p ʌ q) q merupakan Tautologi.
1.
q (p v q)
penyelesaian:
q (p v q) ~q v (p v q)
~q v (q v p)
T v p
T …………(Tautologi)
2.7 KONTRADIKSI
2.7.1 Pengertian Kontradiksi
Kontradiksi adalah proporsi majemuk
yang selalu bernilai salah untuk semua kemungkinan kombinasi nilai kebenaran
dari proporsi-proporsi nilai pembentuknya. . Untuk membuktikan apakah suatu
pernyataan tersebut kontradiksi, maka ada dua cara yang digunakan. Cara pertama
dengan menggunakan tabel kebenaran, yaitu jika semua pilihan bernilai F
atau salah maka disebut kontradiksi, dan cara kedua yaitu dengan melakukan
penjabaran atau penurunan dengan menerapkan sebagian dari 12 hukum-hukum
Ekuivalensi Logika. Contoh dari kontradiksi:
1. (A˄ A)
1. (A˄ A)
Pembahasan:
A
|
~A
|
(Aʌ~A)
|
B
S
|
S
B
|
S
S
|
Dari
tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pernyataan majemuk (A˄ A) selalu salah.
1. P ʌ (~p ʌ q)
P
|
Q
|
~p
|
(~p ʌ q)
|
P ʌ (~p
ʌ q)
|
B
B
S
S
|
B
S
B
S
|
S
S
B
B
|
S
S
B
S
|
S
S
S
S
|
2.8 KONTINGENSI
2.8.1 Pengetian Kontingensi
Kontingensi adalah suatu ekspresi
logika yang mempunyai nilai benar dan salah di dalam tabel kebenarannya, tanpa
memperdulikan nilai kebenaran dari proposisi-proposisi yang berada di dalamnya.
Selain pengertian di atas kontingensi juga merupakan:
- Proposisi majemuk yang bukan tautologi juga bukan kontradiksi. Contoh: p→(pɅq) dan (pɅq)→r masing-masing bukan tautologi dan kontradiksi.
- Merupakan bentuk campuran dari nilai benar (B) dan nilai salah (S)
Contoh
:
- Disjungsi
- Konjungsi
- Implikasi
- Biimplikasi
- NAND, NOR, XOR
Contoh
pada tabel kebenaran:
P
|
Q
|
R
|
PVQ
|
(PVQ)→R
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
B
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
B
|
2.9 EKUIVALEN
2.9.1 Pernyataan Majemuk Ekuivalen
Dua pernyataan majemuk dikatakan
ekuivalen jika untuk semua kemungkinan nilai kebenaran komponen-komponennya,
pernyataan majemuk itu mempunyai nilai kebenaran yang sama . ekuivalen ditulis
dengan tanda
Contoh
:
B
|
B
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
S
|
S
|
S
|
B
|
B
|
S
|
B
|
B
|
S
|
S
|
B
|
B
|
B
|
B
|
2.9.2 Bentuk Logika Yang Ekuivalen
1.
Hukum Komutatif :
1) p
˄ q ≡ q ˄ p
2) p
˅ q q ˅ p
2.
Hukum Asosiatif :
1) (p
˄ q) ˄ r ≡ p ˄ ( q ˄ r)
2) (p
˅ q) ˅ r ≡ p ˅ (q ˅ r)
3.
Hukum Distributf :
1) p
˄ (q ˅ r) ≡ (p ˄ q) ˅ (p ˄ r)
2) p
˅ (q ˄ r) ≡ (p ˅ q) ˄ (p ˅ r)
4. Hukum de Morgan :
1) ~(p
˄ q) ≡ ~p ˅ ~q
2) ~(p
˅ q) ≡ ~p ˄ ~q
3) ~(p ⟹ q) ≡ p ˄ ~q
4) p ⟹ q ≡ ~p ˅ q
.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manfaat mempelajari MATEMATIKA DISKRIT adalah membantu
setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis,
lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren, meningkatkan kemampuan berpikir
secara abstrak, cermat, dan objektif, menambah kecerdasan dan meningkatkan
kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri, memaksa dan mendorong orang untuk
berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis, meningkatkan cinta
akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan serta
kesesatan, mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
3.2 Saran
Tanpa kita sadari ternyata begitu banyak manfaat dari
aplikasi matematika untuk kehidupan sehari-hari.Baik dalam bidang ekonomi,
pendidikan, dan dalam berbagai disiplin ilmu yang lainya.Oleh karena itu
penulis menyarankan agar kita lebih serius dalam mempelajari matematika dan jangan dijadikan
matematika sebagai sesuatu yang menyeramkan untuk dipelajari karena matematika
adalah bagian sangat dekat yang tak terpisahkan dari kehidupan kita.
DAFTAR PUSTAKA
http://nailimufrodah123/2014/12/03/makalah-logika-proposisi.html
https://ilmuhitung.com/2018/09/03/tabel-kebenaran-logika.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar